Makkah, 26 Ramadhan 1440H
Ustadz Abu Hanif Ali Patada, MA
Hati adalah wadah keimanan, yang menjadi penentu baik buruknya kita, karenanya ke sanalah pandangan Allah tabaaraka wata’ala tertuju.
Kesempatan mengikuti qiyamullail di masjidil Haram adalah saatnya mengecek Hati kita masih hidup atau tidak. Dengan 33 rakaat semalam, ada empat Imam bergantian memimpin shalat, bacaannya sungguh indah, membuat hati seolah melayang bagaikan kekasih menyambut yang dicintainya.
Allah Jalla jalaaluh berfirman :
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabb nya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. ” (QS Az Zumar 23)
Allah mensifati Al Qur’an dengan Ruh : yang dengannya hati akan hidup, disifati dengan Syifaa : yang dengannya kegalauan akan terobati, disifati dengan Nur : dengannya hati akan bercahaya.
Semalam Syaikh Yasir ad Dusary hafizhahullah membaca juz ke 27, ayat ayatnya pendek, dan uslubnya begitu indah, salah satu surat adalah at thur, ada ayatnya yang pernah membuat hati seorang musyrik seolah terbang. Jubair bin Muth’im radhiallahu’anhu mendengar dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang tengah membaca surat Ath-thur dan sampai kepada ayat-ayat ini :
(أَمۡ خُلِقُوا۟ مِنۡ غَیۡرِ شَیۡءٍ أَمۡ هُمُ ٱلۡخَـٰلِقُونَ)
(أَمۡ خَلَقُوا۟ ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۚ بَل لَّا یُوقِنُونَ)
(أَمۡ عِندَهُمۡ خَزَاۤىِٕنُ رَبِّكَ أَمۡ هُمُ ٱلۡمُصَۣیۡطِرُونَ)
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun, ataukah mereka menciptakan (diri mereka sendiri) ?. Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu ?. Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Robbmu atau merekalah yang berkuasa?” ( QS. At-Thur : 35-37).
Ia, yang tatkala itu masih musyrik berkata : “hatiku hampir saja terbang. Itulah permulaan menetapnya keimanan dalam hatiku.” (HR. Al-Bukhari)
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah berkata :
اطلب قلبك في ثلاثة مواطن عند سماع القرآن وفي مجالس الذكر وفي أوقات الخلوة فان لم تجده في هذه المواطن فسل الله أن يمن عليك بقلب فانه لا قلب لك
“Carilah hatimu di tiga tempat ini ; di saat engkau mendengarkan Al Qur’an, di saat engkau berada di majlis dzikir (majlis ilmu) dan di saat engkau menyendiri bermunajat kepada Allah. Jika engkau tidak temukan hatimu di sana, maka mintalah kepada Allah agar Memberimu hati karena sesungguhnya engkau sudah tak punya hati lagi” (Al Fawaid 1/148)
Mari kita amalkan doa dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :
اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قُلُوْبِناَ، وَنُوْرَ صُدُوْرِناَ، وَجَلاَءَ أَحْزَانِناَ، وَذَهَابَ هُمُوْمِناَ.
“Ya Allah jadikanlah Al Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya yang menyinari dada kami, pelipur duka kami dan penghapus kesedihan kami”.